Dalam Tidur panjangmu...

 

Serasa mimpi mendengar berita kepergian mu, ayah. Dan sampai sekarang pun rasanya ingin tidak mempercayai bahwa dirimu telah meninggalkan kami  istri dan anak cucumu untuk menghadap Penciptamu. Berakhir sudah kebersamaan mu ditengah-tengah kami. Hilang sudah sosok yang kami panuti dalam sehari-hari.

Kini genap seratus hari kepergian mu. Rasanya ini hanya mimpi tatkala keluarga dan tetangga hadir untuk membacakan doa dan tahlil di rumah ini. Padahal rasanya baru kemarin orang-orang datang di rumah ini untuk menjenguk mu ketika sakit atau ketika hari kepergian mu.

Waktu memang cepat berlalu tetapi kenangan bersamamu tidak pernah akan hilang dibenak kami. Ayah, kami amat menyayangimu, kami masih ingin merawat mu dikala sakit mu, kami masih ingin bersamamu berkumpul dengan anak cucumu, bercanda gurau, mendengar cerita di masa muda mu, mendengar omelan dan nasihatmu kepada kami. Tapi, ternyata Allah lebih menyayangimu dan memanggilmu untuk dekat di sisiNya.

Hanya do'a yang kini bisa kami kirimkan untukmu. Yakinlah  istri dan anak cucumu akan selalu mengingatmu dalam hidup ini. Akan kami ingat terus perjuangan dan pengorbanan dalam membesarkan kami sehingga kami kini bisa seperti ini. Akan kami ingat terus cerita dan nasihatmu yang menjadi pegangan kami untuk menjalani hidup ini. 

Maaf kan kami ayah jika selama ini kami lalai akan nasihatmu, maafkan kami belum bisa membalas jasamu, belum bisa membahagiakan mu, belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Maafkan kami ayah kalau selama ini kami belum bisa memberikan senyum di masa tuamu dan belum bisa mewujudkan impian  dan keinginanmu

Tenanglah di sana tampa tiada lagi engkau rasakan kesedihan ataupun  kesakitan. Tunggulah kami karena kelak kita semua akan kembali berkumpul di alam sana. Terima kasih atas semua yang telah engkau berikan kepada kami. Dan kami bangga mempunya ayah seperti sosokmu

Lelaplah dalam tidur panjangmu.